Title
: Secret Agent
Author
: Yuki Akanishi
Categories
: FanFiction
Type
: MultiChapter
Genre
: Friendship, Mystery, Adv./Detective (maybe)
Rating
: NC-17 ( karena ada adegan kekerasan dan pembunuhan berdarah )
Theme
song : Super Delicate & Hurry Up!! [Hey! Say! JUMP]
Cast
:
- - Amel Chan as Amelia Tetsuko / Amel
- - Zakiyah Faqoth as Rizuki Yamazaki / Kiya
- - Yuki Akanishi as Akanishi Yuki / Yuki
- - Yamada Ryosuke as Yamada Ryosuke / Ryo
- - Arioka Daiki as Arioka Daiki / Daiki
- - Chinen Yuri as Chinen Yuri / Chinen
- - Yabu Kouta as Yabu Kouta / Kouta san
- - Inoo Kei as Inoo Kei / Kei san
- - And many cast for cameo
Disclamer
: semua karakter punya orangtuanya masing-masing, dan agency nya. Kalau cerita
ini 100% karangan saya XD.
Note
: buat Amel dan Asy neechan, gomen >,< . aku pinjem kalian di FF aku ini.
Kalau ada cerita atau tentang kalian yang gak kalian suka langsung pecat saya
sebagai maid nya Ryosuke-sama #lho apa sih. Ini FF multichapter saya yang ke 2.
Maaf kalau ceritanya gak jelas, atau ada banyak kesalahan. Karena ini hanya
imajinasi saya yang kadang suka berlebihan >o<. selebihnya ~please enjoy
reading~ don’t bashing me >_<
First
mission :
~Meet
and greet~
‘POV
Yuki’
Pagi yang cerah, secerah suasana
hatiku saat ini. Kuuntai senyum manis di sepanjang perjalan. Entah mengapa rasa
bahagia begitu bergejolak membangkitkan semangatku. Ya, aku lolos masuk dalam ujian
pertama sebuah agent rahasia yang aku ikuti lewat internet. Aku berhasil
menjawab ribuan pertanyaan yang terlampir, walau aku tak yakin berapa persen
pertanyaan itu kujawab dengan benar.
Bisa di bilang, karena ini agent
rahasia, tak banyak yang tahu tentang sebuah kelompok ini. Andaipun ada yang
tahu, mereka tak begitu tertarik. Karena bagi mereka agent ini hanya membuang-buang
waktu dan menyulitkan diri sendiri.
Tapi tidak buatku. Prestasi mereka yang kulihat sangat
luar biasa. Memecahkan banyak masalah yang hampir menghancurkan negara ini.
Mereka sama halnya dengan detektif, namun lebih rahasia dan tersembunyi bahkan
mereka tak melibatkan polisi dalam menuntaskan tugas mereka. Itu sangat
menakjubkan.
Hari ini aku di panggil untuk sesi test berikutnya. Hatiku
berdegub kencang, aku merasa gugup. Namun tak sedikit juga materi yang sudah
kupelajari. Sejak aku duduk di bangku SMA, aku tak pernah ketinggalan membaca
semua misi-misi mereka yang di ceritakan pada blog resmi mereka. Mungkin karena
itu aku jadi tertarik ikut saat mereka membuka ujian untuk kandidat baru. Pada
dasarnya memang mereka selalu membuka ini setahun sekali. Dan di tahun inilah
aku baru berani mengambil ujiannya.
“Akanishi Yuki-san.” Aku sedikit melonjak saat namaku disebut
oleh seorang pria bertubuh tinggi, memakai jas, dan berambut hitam bergelombang,
dengan tumpukan map ditangannya.
“Hai,” aku menghela napas membuang rasa gugupku.
Kumantapkan langkah kakiku menuju ruangan yang dimaksud.
“Douzo.” Kulihat seorang pria duduk dengan tangannya
yang sibuk mengayunkan pulpen pada kertas diatas mejanya. Ia sempat melirikku
sesaat sebelum menyuruhku duduk. Sebuah kursi sudah disiapkan menghadap
kearahnya. Aku mencoba menenangkan posisiku dalam duduk. Mataku menerawang
kesegala arah pada ruangan yang tak begitu besar ini.
“Akanishi Yuki…” suara itu kontan mengejutkanku.
“Hai,”
“ Chiba, 17 April 1993. Umur 19th, hobi
memasak… Apa motivasi kamu ikut dalam ujian ini?” ujar pria itu seraya menatap
tajam kearahku.
“A-aku, kkkarena aku suka.” Nanda!! Kenapa kata-kata tak berbobot itu yang keluar dari mulutku.
“Souka.” Simpulnya cepat. “Kau boleh meninggalkan
ruangan ini.”
“Hah! Demo, aku…”
“Nani?” mulutku langsung membisu. Mataku masih
terbelalak karena terkejut. Apa hanya itu pertanyaan darinya. “kau bisa menunggu
untuk hasil selanjutnya. Kei-san, tolong panggil peserta berikutnya.”
“Hai, Kouta-san.” Seorang pria yang sedari tadi
berdiri disampingnya menjawab.
Penuh dengan perasaan pasrah, akupun keluar dari
ruangan itu.
“Doushiyou ka?” keluhku, kecewa pada diriku sendiri. Aku
memejamkan mata dan bersandar pada dinding. Beberapa kali kubentur kepalaku
kedinding. Bertapa bodohnya aku. Impianku bisa saja lenyap dalam sekejap.
Satu persatu nama dari para peserta terus dipanggil
untuk masuk keruangan. Aku hanya mendengarkannya dengan perasaan kosong. Mataku
yang masih terpejam, terus melekat seolah tak ingin terangkat. Perasaan kalut
mulai menggerogotiku.
Terdengar samar suara langkah kaki yang berjalan
kearahku. Makin menelisik, dan sepertinya lebih dari satu orang. Aku membuka
perlahan kedua kelopak mataku. Tepat dengan mereka yang melintas di hadapanku.
Mereka berjumlah lima orang. Dan masuk kesebuah ruangan disebelah tempat pelaksanaan
test itu.
Kehadiran sepintas mereka cukup menyita perhatian para
peserta yang lain. Tak sedikit dari mereka yang saling berbisik, membicarakan
lima orang tersebut. Siapa mereka??
~Secret-Agent~
Detik-detik pengumuman sudah semakin dekat. Detak
jantungku semakin tak karuan. Mungkin aku harus mengikhlaskan untuk mengulang
ujian pada tahun depan. Aku benar-benar pasrah. Dari 50 orang sudah 41 orang
yang tersingkir. Apakah tahun ini tak ada yang masuk criteria?
Kini gelombang terakhir dipanggil untuk masuk. Jelas
aku ada pada gelombang ini. Delapan peserta lain tampak duduk tenang dan penuh
dengan rasa percaya diri. Hanya aku, tenggelam
dalam rasa gugup. Hingga rasanya tak berani hanya sekedar mengangkat
wajah.
“Saya sudah membaca semua form yang kalian isi
sebelumnya. Sekarang hanya tertinggal satu test yang akan menentukan lolos
tidaknya kalian bergabung dengan kami. Test yang kami berikan sama dengan 41
peserta yang lain. Soalnyapun sangat mudah bila kalian memperhatikan
point-point pentingnya. Namun sampai sekarang belum ada yang lolos, mengerjakan
soal itu dengan tepat.” Rasanya seperti petir yang menyambar tubuhku. Apa aku akan lolos?? Soal seperti apa yang
akan diberikan??
“Kei-san, silahakan berikan kertas ujiannya pada
mereka.”
Orang yang di panggil Kei-san itu langsung sigap
memberikan lembaran kertas pada meja masing-masing peserta. Nani kore? Angka-angka tersusun rapih
seolah menjulurkan lidahnya padaku. Mengapa harus soal matematika, yang justru
kelemahanku. Kulirik peserta yang lain
sudah sibuk mengerjakan test itu. Tanganku gemetar. Aku tak kuat
mengayunkan pulpen yang ada di jemariku.
Kubaca perlahan soal yang membuat mataku sakit ini.
(No. 24211109) =[ ][
][ ][ ] <<< write your name here
Question : Fullmoon = … (answer)
132401142107051120091921(:2)
=…
Note: you can get the correct
answer from your name.
” Nani kore??” aku berguman sendiri
setelah membaca soal ini yang sudah kesekian kalinya. Namun tak kutemukan
sedikitpun jawaban terlintas. Andai aku jago matematika…
Aku mencuri pandangan pada soal peserta lain di
sebelahku. Beda??
Mungkin sepintas terlihat sama, namun ada perbedaan
yang kulihat. Cara pengerjaan merekapun beragam.
“ Yuki-san!! Perhatikan perkerjaanmu. Focus dan
teliti!!” suara itu sukses mengejutkanku. Aku menunduk, saat dia – Kouta-san –
menatapku.
Akupun kembali mengulang membaca soal itu.
Write your name here…
hanya 4 kotak yang tersedia, mana cukup??
Yuki-san? Tadi ia
memanggilku, Yuki??
Dengan sedikit bimbang aku mulai mengerjakan soal test
itu. aku tak perduli dengan waktu yang hanya tersisa 15 menit. Aku sudah
pasrah.
(No. 24211109) =
[Y][U][K][I] <<< write your name here
Question : Fullmoon = … (answer)
Clue : 1324011421070511200921(:2)
= …
Note: you can get the
correct answer from your name.
Seperti bukan soal
matematika?? No.?? apa itu nomer peserta?? Tapi tak berurutan dengan yang lain.
Dan bahkan ada yang lebih banyak jumlah angkanya.
(No. 24211109) = [Y][U][K][I] <<<
write your name here
Apa maksudnya??
(24211109 = YUKI)
Clue : 1324011421070511200921(:2)
= …
24211109 (:2) = 24/21/11/09
= Y/U/K/I …ehh?? Namaku?? Kok
bisa??
1324011421070511200921(:2)
= 13/24/01/14/21/07/05/11/20/09/21
13/24/01/14/21/07/05/11/20/09/21
= M/Y/A/N/U/G/E/K/T/I/S/U
MYANUGEKTISU?? Nani??
Question : Fullmoon = … (answer) … Apa hubungannya??
Note: you can get the
correct answer from your name.
.
MYANUGEKTISU = YUKI = M[Y]AN[U]GE[K]T[I]SU = MANGETSU =
FULLMOON
“ Mistuketta!!” aku sedikit menjerit dalam ruangan.
Semua mata menoleh kearahku. Manatap dengan aneh pada sosok yang menganggu
konsentrasi mereka.
“Waktu habis, silahkan kumpulakan!” hampir semua
perserta mendengus kecewa, dan terpaksa mengumpulkan lembaran kertas itu.
Aku berjalan penuh harap. Kulihat pria yang bernama
lengkap Yabu Kouta itu hanya membaca sepintas hasil kerja kami.
“Baiklah. Saya pinta semua berdiri.” Perintah
Kouta-san. Kamipun berdiri berjajar.
“Yuki-san,”
“Hai,”
“Silahkan meninggalkan ruangan ini!!”
“Ehh? nande??” ia melempar senyum kearahku. Aku gagal??
Dengan perasaan yang sangat kecewa akupun keluar dari
ruangan. Aku kecewa pada diriku sendiri. Mengapa aku terlalu bodoh.
“Kalian semua yang berada disni, gagal…”
Aku terus berjalan sambil menundukan wajah. Hatiku
menggurat-gurat, aku sangat sedih dengan hasil ujianku ini.
Aku terkejut saat aku membuka pintu, lima orang itu
sudah berdiri dihadapanku. Mereka??
“Jadi ini partner baru kita. Kenalkan, aku Chinen
Yuri.”
“Yamada Ryosuke.”
“Daiki.”
“Kiya,”
“Amel, selamat bergabung.”
To be continued…